INTERAKSI OBAT-OBAT PARKINSON

A. Latar Belakang 

Penyakit Parkinson merupakan suatu sindrom klinik yang ditandai empat gejala pokok: bradikinesi (lambat untuk memulai gerakan), rigiditas otot, resting tremor ( tremor saat istirahat) serta abnormalitas sikap tubuh dan berjalan (Cedarbaum dan Schleifer, 1992). Sindrom ini pertama kali diutarakan oleh James Parkinson tahun 1817 yang dikenal sebagai paralysis agitans atau shaking palsy,yang merupakan penyakit neurodegenerative sebagai penyebab umum sindrom ini. Diduga penyakit Parkinson (Parkinsonisme) merupakan 1-2 % dari kelainan neurologi (Mc Dowel,1981). 



Penyakit Parkinson mempunyai dua bentuk pokok, yaitu : 

1. Parkinsonisme idiopatik (paralisis agitans) 

2. Parkinsonisme simptomatik, akibat cedera kepala atau penyakit. Manifestasi klinis seperti ini dapat diakibatkan oleh aterosklerosis serebri, cedera kepala, infeksi (termasuk neurosifilis), keracunan atau Mangan. 



Penyebab penyakit Parkinson, menurut Calne (1980) ialah : 

1. Obat-obat ( reserpin, tetrabenozine, fenotiazin seperti klorprolazin, butirofenon seperti haloperidol, difenilbutilpiperidin seperti pinozoid, antidepresan trisiklik, prokain dan diazoksid). 

2. Bahan toksik (Cd, Mangan) 

3. Infeksi (ensefalitis, sifilis) 

4. Tumor 

5. Infark 

6. Predisposisi genetic 



Sebagian besar pasien merupakan Parkinsonisme idiopatik. Didapat inclusion neural yang disebut : Lewy bodies. Lesi patologiknya luas tapi hampir selalu melibatkan substansia nigra dan g nglia basal. 

Gejala pokok penyakit Parkinson ialah: tremor, rigiditas dan hipokinesia. Gambaran klinis dari penyakit Parkinson termasuk adanya kelainan ekspresi fasial, postur, cara melangkah (gait), attitude dan gerakan serta rigiditas dan tremor (Walton,1982). 

Tahapan Penyakit Parkinson (Herzberg) 

ü Tahapan 1 : gejala begitu ringan sehingga pasientidak merasa terganggu. 

ü Tahapan 2 : gejala ringan dan mulai sedikit mengganggu. 

ü Tahapan 3 : gejala bertambah berat. 

ü Tahapan 4 : tidak mampu lagi berdiri tegak, kepala, leher dan bahu jatuh kedepan. 

ü Memburuknya gejala, menimbulkan keputusasaan. 

B. Mekanisme Kerja Obat Parkinson 

v Agonis dopamine 

Agonis dopamine secara langsung mengaktivasireseptor-reseptor dopamine pada saraf-saraf postsinaptik sehingga terjadi stimulasi reseptor-reseptor tersebut sama sepertiapabila reseptor berikatan dengan dopamine. 

v Antikolinergik 

Memblok aktivitaseksitatorik yang meningkat dari sambungan antar neuron yang bersifat kolinergik pada jalur keluaran dari ganglia basal, yang secara tidak langsung terjadi akibat hilangnya kerja inhibitorik dopamine pada sambungan antarneuron tersebut 

v Levodopa 

Levodopa akan di dekarboksilasi à dopamine à jumlah neurotransmitter dopamine bertambah àstimulasi reseptor dopamine sentral & perifer 

Pada SSP dan ditempat lainnya, levodopa diubah oleh 1-asam amino dekarboksilase (1-AAD) menjadi dopamine. Dijaringan perifer 1-AAD dapat diblok dengan cara memberikan karbidopa, yang tidak dapat menembus sawar otak, oleh karena itu karbidopa meningkatkan penetrasi levodapa eksognus trsebut serta menurunkan efek samping (misal : mual, muntah, aritmia jantung, mimpi buruk, hipotensi postural) akibat metabolisme levodopa perifer menjadi dopamine. 

v Inhibitor MAO-B 

MAO-B inhibitor akan menghambat secara irreversible enzim monoamine oksidase B yang mrupakan enzim penting dalam metabolisme dopamine. 

Blockade metabolisme MAO-B akan menyebabkan lebih banyak inhibitor yang tersedia untuk menstimulasi reseptor-reseptor dopamin 

v Inhibitor COMT 

Memblok jalur alternative pada mtabolisme dopamine. Memperpanjang waktu paruh dopamine sehingga memperpanjang durasi dan aksi dopamine. 



INTERAKSI OBAT ANTI PARKINSON 

1. Levodopa + Antasid 

Antasid tidak berinteraksi secara signifikan dengan levodopa, walaupun ada beberapa kejadian ada beberapa kejadian bahwa antacid mengurangi bioavailabilitas levodopa. 

Mekanisme : 

Usus halus merupakan tempat absorpsi yang utama untuk levodopa dan penundaan pengosongan lambung dapat menyebabkan kadar levodopa dalam plasma rendah, hal ini disebabkan karena levodopa dapat dimetabolisme di dalam pencernaan. 



2. Levodopa + Antikolinergik 

Antikolinergik sangat luas penggunaannya dengan levodopa. Antikolinergik dapat mengurangi penyerapan levodopa sehingga dapat mengurangi efek sampai tingkat tertentu. 

Mekanisme : 

Usus halus merupakan tempat absorpsi yang utama untuk levodopa, antikolinergik dapat menyebabkan penundaan pengosongan lambung sehingga dapat menyebabkan rendahnya kadar levodopa dalam plasma karena metabolism di mukosa lambung menjadi lebih lambat. 



3. Levodopa + Antiemetik (Metoklopramid) 

Metoklopramid dapat meningkatkan efek dari levodopa 

Mekanisme : 

Metoklopramid merupakan antagonis dopamine yang dapat menyebabkan gangguan extrapiramidal (gejala Parkinson). Pada sisi lain metoklopramid merangsang pengosongan lambung yang dapat meningkatkan bioavaibilitas levodopa. 



4. Levodopa + Antipsikosis (Phenotiazin & Butirofenon) 

Phenotiazin (eg. Chlorpromazin) dan Butirofenon (eg.Haloperidol) memblok reseptor dopamine di otak dan mempengaruhi pengembangan extrapiramidal (gejala Parkinson) 





5. Levodopa + Baclofen 

Menyebabkan efek samping yang tidak menyenangkan (halusinasi, bingung, sakit kepala, mual) dan memeperburuk gejala Parkinson. 



6. Levodopa + Benzodiazepin 

Menyebabkan efek terapeutik levodopa berkurang karena penggunaan bersama dengan chlordiazepoxid, diazepam atau nitrazepam 



7. Levodopa dengan anastetik 

Anestetik : meningkatkan potensi aritmia, jika levodopa diberikan bersamaan dengan cairan anestetik umum yang diuapkan (inhalasi) 



8. Levodopa dengan anti depresan 

Resiko terjadi krisis hipertensi jika levodopa diberikan bersamaan dengan penghambat MAO, meningkatkan resiko efek smping jika levodopa diberikan bersama dengan moklobemid 



9. Levodopa dengan piridoksin 

Dapat menurunkan jumlah levodopa yang melewati sawar otak. 

Mekanisme : Dalam jumlah yang kecil (lebih dari 5 mg) piridoksin sudah dapat meningkatkan dekarboksilasi levodopa di perifer, akibatnya levodopa yang mencapai jaringan otak berkurang 



10. Amantadin + Cotrimoxazol 

Dapat meningkatkan kekacauan mental akut pada pasien usia lanjut, namun bersifat reversible 



11. Amantadin + Quinin & Qunidin 

Pada kadar 200 mg quinine atau quinidin dapat mengurangi metabolisme amantadin berturut-turut sebanyak 36 %. 



12. Amantadin + Thiazid 

Menyebabkan ataksia (kehilangan keseimbangan tubuh), gelisah dan halusinasi berkembang tidak lebih. 



13. Bromokriptin + Antibiotik Makrolide 

Menghambat metabolism bromokriptin oleh hati sehingga ekskresinya menurun dan konsentrasinya tinggi dalam serum darah 



14. Levodopa + Entacapone 

Entacapone meningkatkan kadar plasma dan bioavailabilitas levodopa, sehingga meningkatkan efek terapi pada pasien penyakit Parkinson. Akan tetapi peningkatan ini disertai dengan meningkatnya efek samping levodopa (contoh: diskinesia), sehingga disarankan bahwa saat mulai digunakan entacapone, dosis levodopa sebaiknya dikurangi sekitar 10 sampai 30% (termasuk pada hari atau minggu pertama pemakaian) untuk menghindari potensi terjadinya efek samping tersebut. 



15. Levodopa + Fluoxetine 

Penggunaan fluoxetine untuk mengobati depresi yang terkait dengan penyakit parkinson umumnya bermanfaat bagi pasien yang diterapi dengan levodopa untuk mengobati penyakit tersebut. Meskipun demikian, terkadang gejala parkinsonian justru semakin memburuk. Gejala ekstrapiramidal jarang terjadi namun diduga gejala tersebut merupakan efek samping fluoxetine. 



Urgensitas dan menejemen 

Walaupun memiliki bukti terbatas, namun tampaknya pada beberapa kasus, parkinsonisme dapat diperparah oleh fluoxetine. Suatu penelitian menemukan bahwa kombinasi yang digunakan dapat ditoleransi oleh 12 dari 14 orang percobaan, sehingga disimpulkan bahwa interaksi hanya terjadi pada beberapa penderita, akan tetapi belum diketahui tipe pasien yang seperti apakah yang dapat menimbulkan terjadinya interaksi tersebut. Penggunaan bersama secara berkelanjutan dapat memberikan keuntungan dan tidak perlu dihindari, hanya saja perlu dilakukan monitoring hasil, dan apabila diperlukan pemakaian fluoxetine dapat dihentikan. 





16. Levodopa + Isoniazid 

Tidak terdapat bukti bahwa isoniazid dapat menurunkan efek levodopa pada penderita Parkinson. Dilaporkan pula bahwa penggunaan isoniazid bersama dengan levodopa dapat menyebabkan terjadinya hipertensi, takikardi, flushing dan tremor pada pasien. 



Mekanisme 

Studi metabolisme pada pasien mengindikasikan bahwa isoniazid menghambat dopa-dekarboksilase (walaupun mungkin dapat disebabkan oleh mekanisme lainnya). Kasus mengenai hipertensi dan takikardi belum diketahui, meskipun demikian diasumsikan bahwa hal tersebut disebabkan oleh efek inhibisi monoamine oksidase yang lemah oleh metabolit isoniazid. 



17. Levodopa + Metildopa 

Metildopa dapat meningkatkan efek levodopa sehingga perlu dilakukan penurunan dosis pada beberapa pasien, akan tetapi di sisi lain hal ini dapat pula menyebabkan terjadinya diskinesia yang semakin buruk. Dapat pula terjadi efek peningkatan hipotensi yang kecil. 



Bukti klinis 

a. Efek pada respon levodopa 

Studi silang acak-ganda (double-blind crossover study) pada 10 pasien dengan penyakit Parkinson yang telah menggunakan levodopa selama 12 sampai 40 tahun menunjukkan bahwa dosis harian optimum levodopa diturunkan menjadi 68% apabila digunakan metildopa dengan dosis tertinggi pada penelitian ini (1920 mg per hari), dan menjadi 50% dengan metildopa 800 mg per hari. 

Laporan lain menjelaskan penurunan dosis levodopa terjadi sampai lebih dari 30% dan 70% selama pengobatan bersama metildopa. Laporan lain menyatakan bahwa terapi penyakit Parkinson pada beberapa pasien meningkat selama penggunaan bersama metildopa, akan tetapi di sisi lain dapat memperburuk diskinesia. Metildopa itu sendiri dapat menyebabkan sindrome mirip-parkinson reversibel. 



b. Efek terhadap respons metildopa 

Penelitian pada 18 pasien Parkinsosn menunjukkan bahwa kombinasi levodopa dan metildopa dapat menurunkan tekanan darah. Dosis yang digunakan tidak mempengaruhi tekanan sistolik apabila digunakan sendiri. Dosis harian2,5 g levodopa dengan metildopa 500 mg dapat menyebabkan penurunan tekanan darah hingga 12/6 mmHg. Tidak tampak terjadinya perubahan pada kontrol levodopa, akan tetapi studi tersebut hanya dilakukan selama beberapa hari. 



Mekanisme 

(a) Satu teori menyatakan bahwa levodopa menghambat enzim pendestruksi levodopa di luar otak sehingga lebih banyak levodopa bebas yang dapat memberikan efek terapi. 

(b) Peningkatan hipotensi dapat disebabkan oleh efek aditif kedua obat. 



Urgensitas dan menejemen 

Penggunaan bersama kedua obat tidak perlu dihentikan akan tetapi perlu dimonitoring dengan baik. Penggunaan metildopa diikuti dengan penurunan dosis levodopa (antara 30 dan 70%) dan dapat meningkatkan kontrol pada penyakit Parkinson, akan tetapi perlu diperhatikan bahwa pada beberapa pasien diskinesia dapat semakin memburuk. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " INTERAKSI OBAT-OBAT PARKINSON "

Post a Comment