Amankah MSG untuk dikonsumsi ?
Sejarah ditemukannya MSG
Pada tahun 1908, seorang ilmuwan berkebangsaan Jepang
yang bernama Profesor Kikunae Ikeda dari Universitas Tokyo telah berhasil
menemukan rasa yang sangat unik pada gugusan glutamate. Rasa ini sangat gurih bila digunakan dalam
proses pembuatan berbagai masakan. Dan
ternyata rasa gurih itu disebut dengan nama Monosodium Glutamate (MSG).
Dahulu MSG
dibuat dari hidrolisa gluten,
sejenis protein dalam tepung gandum. Di Indonesia MSG dibuat dari bahan alami, yaitu tetes tebu (cane molasses) yang
merupakan hasil sampingan dari penggilingan gula atau dari tepung singkong yang
banyak terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatra dan daerah lainnya. MSG
dibuat melalui proses fermentasi atau lebih dikenal dengan istilah peragian.
Amankah MSG untuk dikonsumsi ?
Karena bahan baku MSG terbuat dari bahan baku yang alami
, yaitu dari tetes tebu, sudah barang tentu MSG sangat aman di konsumsi oleh
manusia. Malahan banyak negara yang Sumberdaya Manusianya hebat, seperti
Jepang, Cina, Korea, Taiwan dan lainnya, justru mereka mengkonsumsi MSG yang
jumlahnya jauh lebih tinggi dari penduduk Indonesia. Pemerintah Amerika mengakui
keamanan MSG dan memasukannya dalam daftar GRAS (Generally Recognized as Safe).
Asam Glutamat merupakan
salah satu dari 20 asam amino yang terdapat pada protein dan MSG
merupakan garam sodium atau natrium dari asam glutamate. MSG memberikan rasa
gurih dan nikmat pada berbagai macam masakan. Penambahan MSG ini membuat
masakan seperti daging, sayur, sup terasa lebih nikmat dan gurih. MSG dijual
dalam bentuk murni, misalnya dengan merek dagang SASA, AJI-NO-MOTO, MIWON,
MI-PUNG, INDO-MOTO, INTI-MOTO dan lain-lain. Dan dalam bentuk campuran dengan bahan-bahan lain
seperti MASAKO, ROYCO, LEZZAA, SAJIKU, MamaSuka.
Banyak produk makanan siap
saji, makanan beku maupun makanan kaleng juga mengandung MSG. Selain lada dan
garam, botol berlabel penyedap rasa yang mengandung MSG juga dapat dengan mudah
ditemukan di rak bumbu dapur dan di atas meja restoran. MSG tidak hanya
digunakan di dalam masakan Cina, tetapi juga di dalam masakan Indonesia dan
masakan lainnya. Glutamat baik yang terkandung di dalam makanan maupun yang
terkandung pada MSG berguna bagi tubuh sebagai sumber energi dan dapat
merangsang sekresi lambung untuk proses pencernaan yang baik.
Keluarga asam alfa Ketoglutarat
terdiri dari asam glutamat, Proline, Lysine dan Arginine. Asam alfa
Ketoglutarat melalui aminasi reduktif bisa menjadi asam glutamat atau melalui
transaminasi menjadi Lysine. Selanjutnya asam glutamat melalui siklisasi
spontan bisa menjadi Proline atau melalui asetilasi menjadi Arginine.
Terbentuknya asam alfa Ketoglutarat dan asam glutamat bisa menjadi bolak-balik
sesuai kebutuhan badan.
Kadar MSG yang diperlukan untuk
membuat rasa gurih pada masakan biasanya sekitar 0,2 % sampai 0,8 %. Karena MSG
bersifat self limiting, penggunaan MSG yang berlebihan pada masakan tidak diperlukan, karena kelebihan
menggunakan MSG akan mengganggu cita rasa makanan itu sendiri, dengan kata
lain, makanan menjadi tidak enak. Sama halnya dengan garam dapur atau gula,
orang akan menggunakan gula atau garam dapur menurut seleranya dan akan
membatasi penggunaanya apabila terlalu manis atau terlalu asin.
0 Response to "Amankah MSG untuk dikonsumsi ?"
Post a Comment