Pengertian farmakologi klinik

Pengertian farmakologi klinik oleh WHO (1970) didefinisikan sebagai "penelitian secara ilmiah obat pada manusia" (scientific study of drugs in man). Definisi ini tidak lepas dari konteks waktu pada saat awal perkembangan farmakologi klinik dimana penelitian secara ilmiah obat pada manusia merupakan prioritas kegiatan atau kebutuhan dalam bidang kedokteran. Dengan berkembangnya disiplin ini maka kemudian ruang lingkupnya juga bergeser ke arah pelayanan kepada pasien. 

Kelompok kerja Farmakologi Klinik WHO-Eropa (1988) kemudian mendefinisikan farmakologi klinik lebih luas lagi yakni: "Disiplin dalam bidang kedokteran yang berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah menyatukan keahlian farmakologi dan keahlian klinik dengan tujuan akhir untuk meningkatkan manfaat dan keamanan pemakaian klinik obat". Dengan demikian sebenarnya tujuan akhir dari disiplin farmakologi klinik adalah "pemakaian klinik obat yang efektif, aman dan rasional pada pasien". 

Secara ringkas dalam hal terapi obat, farmakologi klinik mempelajari dan mengembangkan cara-cara evaluasi untuk memilih obat yang memberikan efek pengobatan paling efektif dengan efek samping yang minimal pada pasien. Terapi obat (farmakoterapi) adalah intervensi pengobatan dengan memakai obat, dan merupakan intervensi penanganan penderita yang penting pada berbagai jenis kondisi penyakit. Peran sentral dari terapi obat (farmakoterapi) pada berbagai keahlian di klinik merupakan salah satu alasan mengapa farmakologi klinik dikembangkan sebagai disiplin ilmu tersendiri. 

Terdapat perbedaan antara farmakologi dan farmakologi klinik. Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara obat dengan sistem biologik, yakni mencakup farmakodinamika dan farmakokinetika. Secara ringkas farmakologi mempelajari sifat-sifat obat, efek obat, mekanisme terjadinya efek dan nasib obat dalam tubuh. Sedangkan farmakologi klinik adalah penerapan ilmu farmakologi dalam klinik yakni bagaimana mempelajari efek obat dan nasib obat pada sistem biologik manusia dan bagaimana memakai obat-obat tersebut dengan prinsip-prinsip ilmiah dalam klinik untuk pencegahan dan pengobatan penyakit.4 



2.2 Lingkup fungsi dan Kegiatan2,4,5 

2.2.1. Lingkup Farmakologi Klinik 

Lingkup dari disiplin farmakologi klinik seperti halnya lingkup dari disiplin farmakologi, tetapi khusus pada kaitan pemakaian obat pada manusia,terbagi menjadi: 

a. Farmakokinetika pada manusia, yakni mempelajari proses-proses biologik yang dialami oleh obat (nasib obat) pada manusia, baik manusia sehat atau pasien. Juga mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi proses-proses biologik ini, baik faktor internal maupun faktor eksternal dari tubuh manusia. 

b. Farmakodinamika pada manusia, yakni mempelajari efek yang terjadi pada manusia atau respons yang terjadi terhadap pemberian obat. Disini juga mencakup keanekaragaman respons obat dan faktor-faktor yang mempengaruhi respons obat. 

c. Terapetika yakni penerapan pengetahuan mengenai sifat-sifat obat dan patologi penyakit dalam proses pengobatan penyakit dengan obat (farmakoterapi). Secara ringkas terapetika mencakup prinsip-prinsip pemilihan dan pemakaian obat secara benar dalam pengobatan penyakit. Juga masuk dalam lingkup terapetika adalah evaluasi dari manfaat klinik dan efek samping obat pada pengobatan penyakit-penyakit tertentu. Instrumen atau metodologi yang penting dalam terapetika adalah "uji klinik" (clinical trial). 

d. Farmakoepidemiologi, mencakup studi mengenai dampak atau aspek epidemiologik dari pemakaian obat dalam populasi. Studi farmakoepidemiologi terbagi menjadi dua hal yang saling berkaitan, 

a. Epidemiologi pemakaian obat (drug utilization), yakni studi mengenai dampak epidemiologik pemakaian obat pada populasi. "drug utilization" didefinisikan sebagai "Studi mengenai pemasaran, distribusi dan pemakaian obat pada masyarakat dengan perhatian khusus pada dampak medik, sosial dan ekonomiknya”. 

b. Epidemiologi efek samping obat, yakni studi atau monitoring terhadap timbulnya efek samping obat dalam populasi dan kaitannya dengan pemakaian obat. 









2.2.2 Fungsi Farmakologi Klinik 

Berdasarkan lingkup farmakalogi klinik yang telah diuraikan di atas, maka fungsi dari disiplin farmakologi klinik mencakup: 

1. Meningkatkan mutu pelayanan penderita dengan jalan menggalakkan (mempromosikan) pemakaian obat yang lebih efektif dan lebih aman, 

2. Meningkatkan pengetahuan mengenai obat dengan melakukan penelitian. 

3. Menyebar-luaskan dan meneruskan pengetahuan melalui kegiatan pendidikan, 

4. Menyediakan kegiatan-kegiatan pelayanan seperti monitoring terapi obat (pemantauan kadar obat), 

5. informasi dan konsultasi obat, konsultasi penelitian-penelitian klinik tentang obat. 



2.2.3 Kegiatan Farmakologi Klinik 

Dengan melihat fungsi dan tujuan dari disiplin farmakologi klinik, maka lingkup kegiatan farmakologi klinik akan mencakup: 

1. Kegiatan penelitian 

Penelitian tentang farmakokinetika, farmakodinamika obat pada manusia sehat dan pasien. Juga menyangkut penelitian atau evaluasi awal pada manusia (early human studies) dari obat-obat baru. Faktor-faktor yang mempengaruhi farmakokinetika dan farmakodinamika obat pada manusia, keaneka ragaman antar individu. Juga penelitian terapetika (uji klinik) obat-obat baru maupun obat-obat lama untuk menilai kemanfaatan dan keamanan pada indikasi-indikasi klinik tertentu. 

2. Kegiatan pendidikan 

Ditujukan untuk calon dokter, calon dokter spesialis, paramedik dan lain-lain pihak perihal terapetika dan pengetahuan farmakologi kinik yang relevan untuk pemakaian obat dalam klinik. 

3. Kegiatan pelayanan 

Kegiatan pelayanan dapat bersifat langsung atau tidak langsung dalam penanganan penderita, meliputi: 

1) Informasi dan konsultasi mengenai pemakaian klinik obat. Kegiatan ini dapat pasif atau aktif sebagai pendukung pelayanan penderita, baik kepada konsumen maupun provider. 

2) Pemantauan kadar obat dalam cairan biologik untuk obat-obat dengan lingkup terapi sempit dan ada keaneka-ragaman antar individu yang besar. 

3) Nasehat, konsultasi atau supervisi penelitian-penelitian klinik obat dengan tujuan agar hasil penelitian secara ilmiah dapat terandalkan dan dapat dimanfaatkan lebih lanjut dalam pelayanan pasien. 

4) Monitoring pola pemakaian obat (drug utilization studies) pada unit-unit pelayanan sehingga dapat dinilai ketepatan dan keefektifan pemakaian dalam populasi pasien. Dari sini dapat diambil tindakan untuk peningkatan. 

5) Penyiapan buku-buku pedoman terapi dan formularium (daftar obat terbatas) yang diperlukan dalam unit pelayanan dalam tingkat lokal, regional atau nasional. 

6) Pelayanan kepada badan-badan kebijaksanaan obat (Departemen Kesehatan), misalnya mengenai obat essensial, obat generik, evaluasi dan registrasi obat, persetujuan ijin, pemasaran (approval), penarikan dari peredaran (withdrawal) dll. 

7) Peran pelayanan farmakologi klinik untuk badan pengatur kebijaksanaan obat mencakup, 

- memutuskan apakah data penelitian obat baru pada binatang memenuhi syarat untuk pengujian lebih lanjut pada manusia, 

- memutuskan apakah hasil uji klinik dapat menjadi dasar pemakaian secara luas, 

- mengembangkan monitoring pemakaian obat, 

- mengusulkan pembatasan dan penarikan obat dari pasar. 

8) Pelayanan konsultasi untuk industri farmasi dalam penelitian-penelitian evaluasi dan 

9) pengembangan obat-obat baru. 



2.3 Keterkaitan dengan disiplin lain4,5 

Dengan melihat lingkup, fungsi dan kegiatan disiplin farmakologi klinik, maka akan jelas keterkaitan disiplin ini dengan disiplin ilmu-ilmu lain dalam kedokteran yaitu: 

- Farmakologi: Farmakologi klinik merupakan penerapan ilmu farmakologi yakni pengetahuan sifat-sifat obat (dinamika dan kinetika) dalam klinik pada pengobatan penderita (terapetika). 

- Disiplin klinik: farmakologi klinik membantu disiplin klinik dalam memanfaatkan informasi-informasi farmakologi obat untuk dipakai dalam pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama dalam prinsip-prinsip pemilihan dan pemakaian obat. 

- Disiplin-disiplin lain: farmakologi klinik memanfaatkan pengetahuan dan keahlian dari disiplin-disiplin lain dalam penerapan penelitian dan penanganan pasien, misalnya patofisiologi, fisiologi, statistika, epidemiologi, mikrobiologi dan lain-lain. 

Kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh disiplin farmakologi klinik tercermin dari lingkup kegiatan yang diaplikasi dalam penelitian dan pelayanan, misalnya, 

- pengembangan, evaluasi dan uji klinik obat, 

- farmakokinetika klinik, individualisasi dosis dan pemantauan kadar obat, 

- terapetika, 

- farmakoepidemiologi obat, 

- dan lain-lain. 





2.4 Pokok-pokok bahasan yang tercakup dalam farmakologi klinik 

Dalam farmakologi klinik, terdapat banyak sekali pokok bahasan yang tercakup dalam disiplin ilmu ini, meliputi: 

1. Lingkup dan fungsi farmakologi klinik 

2. Farmakokinetika klinik 

3. Monitoring terapi obat 

4. Reaksi efek samping obat 

5. Evaluasi khasiat dan keamanan obat 

6. Evaluasi terapi 

7. Farmakogenetika 

8. Farmakoterapi pada neonatus, masa laktasi dan anak 

9. Farmakoterapi pada usia lanjut 

10. Farmakoterapi pada gangguan ginjal dan hati 

11. Masalah Penggunaan Obat 

12. Aspek etikolegal peresepan 

13. Kebijakan obat nasional 

14. Program obat-obat penting 

Berikut ini akan dibahas lebih lanjut mengenai farmakokinetika klinik 



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengertian farmakologi klinik"

Post a Comment