Membatasi Wilayah Makna
Tentu Anda tahu bahwa tidaklah mudah membagi sesuatu bersama banyak orang. Berkomunikasi kelihatannya mudah, padahal tidak. Anda harus menghadapi banyak orang yang berbeda-beda dan memiliki cara (budaya) yang berlainan. Dua orang saja dapat berbeda. Marion, seorang wanita suka berkelahi, sementara Ava tidak begitu anda ketahui tentang apa yang dikerjakannya. Anda harus menghadapu masing-masing orang secara berbeda. Karena setiap orang memperlakukan anda secara berbeda pula. Ada yang membenci, ada pula yang simpati.
Dalam suatu kelompok Sturniount Alzheimer's, komunikasi terjadi secara terbuka antara warga yang satu dengan lainnya. Misalnya, pada suatu saat Lorraine tersenyum dan berkata, "I love you", tetapi dia tetap menyerang lawannya, Nel. Sedangkan Audrey dengan bersemangat bekerja membenahi kamar, bercerita tentang "softball" yang dirasa kurang baik, dan dengan pandangannya berupaya memahami apa yang didengarnya. Dan Vernon, duduk secara teratur di samping saudaranya, Frona, yang mengenakan sweater rompi merah dan celana panjang longgar, terlihat ingin berkomunikasi tentang sesuatu hal. Komunikasi itu terus terjadi meskipun tidak selalu terlihat stimulasinya, tetapi sebenarnya mereka tidak pasif dan melakukan suatu tindakan atas berbagai persoalan. Mereka secara aktif memberikan kontribusi terhadap organsisasi dan negeri melalui cerita dan cerita-cerita tertentu, meskipun tidak begitu terlihat.
Realitas budaya senantiasa menjadi bagian yang tidak terpisahkan atas sesuatu yang terjadi (Bruner 1990, hal 118). Hal yang perlu disadari adalah bahwa ilmu pengetahuan dalam bidang komunikasi cenderung terlupakan. Dalam studi ini Ester Rowe, Lorraine French, Audrey Jacobs, Vernon Steiner, dan semua warga lainnya yang tinggal Alzheimer di Unit Perawatan Khusus di Starrmount Geriatrik Pusat. Dalam konteks ini kita harus meminta mereka untuk dapat melakukan pengembangan dalam bidang komunikasi. Demikian kata Blumer's (1969, hal 138) memberi komentar terhadap kelompok yang memiliki rangkaian hidup sedemikian "ruwet dan pergerakan batin yang kompleks". Sehingga warga memiliki kebebasan untuk mengekspresikan potensi diri secara lebih leluasa. Dengan demikian setiap warga negara dapat membangun lingkungannya secara bersama-sama meskipun terdapat perbedaan antara satu dengan lainnya.
Dalam bidang sosiologi, Berger dan Luckmann (1966, hal 21) meneliti apa yang mereka sebut "realitas hidup sehari-hari" sebagai "kenyataan" yang beraneka ragam. Hal ini digambarkan karya Schutz (1967), bahwa suatu kenyataan merepresentasikan kenyataan tertentu lainnya.
Realitas kehidupan sehari-hari seseorang bersifat intersubjective, artinya dunia terbagi dengan orang lain. Sikap seseorang terkait erat dengan sikap orang lain. Dalam memahami sebuah objek antara satu orang dengan lainnya terdapat perbedaan, tetapi hal yang penting adalah bahwa terdapat hubungan (korespondensi) makna tentang realitas. Kenyataan hidup secara "terus-menerus berkorespondensi" antara makna dengan konsistensi. Hal ini menjadi sebuah kondisi bersama dalam realitas komunikasi dalam sebuah masyarakat. Seseorang harus senantiasa membangun komunikasi dengan orang lain untuk dapat memahami sebuah ‘pergeseran realitas”. Konteks interpersonal menurut Berger dan Luckmanr merujuk pada "makna lingkaran realitas dan bentuk-bentuk pengalaman". Makna itu menjadi tidak cocok lagi ketika batasan-batasan makna ditinggalkan.
Bocger dan Luckmann (1966, hal. 25 26) menggunakan analogi sebagai berikut:
Pergeseran antar realitas adalah dapat naik maupun menurun (fluktuatif) sebagaimana perjalanan (pergantian) kata satu dengan lainnya tergantung pada kondisi dan ketentuan yang terjadi setiap hari. Perubahan-perubahan makna itu menjadi suatu karakter dan merepresentasikan realitas. Perhatian seseorang terhadap suatu realitas akan dapat membatasi makna suatu peristiwa secara radikal.
Charge Nurse Marita Martin selain Berger dan Luckmann menggunakan cara "mendengar diri” untuk menggarisbawahi suatu pengalaman yang dimiliki.
Dengan keberanian, Marita Martin berbicara tentang kualitas kulit atau pembungkus sebuah realitas kehidupan sehari-hari. Sementara Berger dan Luckmann yang berbicara tentang realitas kehidupan sehari-hari masih tetap mempertahankan status terpenting dari suatu realitas. Di sini terdapat perbedaan antara gambaran Berger dan Luckmann's dengan Marita. Dengan kata lain, wilayah realitas terbatas pada kenyataan sehari-hari menyangkut isi, realitas, tempat, bingkai waktu, dan pengetahuan kolektif masyarakat secara keseluruhan.
0 Response to "Membatasi Wilayah Makna "
Post a Comment