POLA KUMAN DAN RESISTENSI
Pola Kuman Patogen
Penggunaan antibiotika
tergantung dari pola kuman dan resistensi lokal. Pola ini juga menentukan
terapi antibiotika empiris yang diberikan sebelum hasil kultur ada.
Di luar negeri dilaporkan
kuman Escherisia coli merupakan penyebab terbanyak infeksi saluran kemih.
Jumlah E. coli mencapai 85 % untuk infeksi community-acquired dan 60% infeksi hospital-acquired. Kuman
enterobactericeae gram-negatif lain seperti Proteus and Klebsiella
dan gram-positif seperti E. faecalis and Staphylococcus
saprophyticus juga banyak dijumpai pada infeksi community-acquired (Hooton, 1999).
Sedangkan untuk ISK komplikata atau nosokomial disebabkan oleh E. faecalis,Klebsiella, Enterobacter, Citrobacter, Serratia, Pseudomonas
aeruginosa, Providencia, and S.
epidermidis (Kennedy et al,
1965).1
Data di Indonesia belum
pernah dilakukan penilaian mengenai pola kuman dan resistensi untuk ISK.
Berikut data pola kuman dan resistensi dari isolat urin pada 3 senter yaitu Jakarta
(Bagian Mikrobiologi & Bagian Patologi Klinik), Bandung (Bagian Patologi
Klinik Sub Bagian Mikrobiologi) dan Surabaya (Bagian Mikrobiologi). Jumlah
kuman yang didapat dari periode 2002-2004 sebanyak 3331 kuman. 2,3,4,5
Tabel 1. Pola Kuman Isolat urin Terbanyak
Kuman
|
Jumlah
|
E. Coli
|
1161 (34,,85%)
|
Klebsiella sp
|
554 (16,63%)
|
Pseudomonas sp
|
498 (14,95%)
|
Staph. Epidermidis
|
165 (4,95%)
|
Enterobacter aerogenes
|
153 (4,59%)
|
Lain-lain
|
800 (24,01%
|
Tabel 2. Pola Sensitifitas 5 Kuman Terbanyak terhadap
Antibiotika Oral (n (% sensitif)
|
E.coli
|
Klebsiella sp
|
Pseudo
monas sp
|
Staph. epidermidis
|
E. aerogenes
|
Penicillin
•
Amoksisilin
•
Amoksiklav
|
418 (13)
409 (39)
|
268 (10)
236 (45)
|
217 (12)
180 (8)
|
98 (19)
54 (57)
|
38 (18)
56 (22)
|
Cotrimoksazol
|
1103 (23)
|
544 (39)
|
374 (19)
|
145 (33)
|
137 (13)
|
Fluoroquinolone
(Ciprofloxacin)
|
708 (52)
|
364 (41)
|
360 (45)
|
120 (47)
|
57 (62)
|
Nitrofurantoin
|
730 (76)
|
286 (45)
|
248 (18)
|
104 (74)
|
131 (49)
|
Cefalosforin
Generasi
2 (Cefotiam)
Generasi
3 (Cefixime)
|
527 (61)
204 (64)
|
226 (40)
110 (50)
|
138 (7)
115 (10)
|
82 (69)
35 (25)
|
113 (32)
17 (100)
|
Macrolides
(erythromycin)
|
96 (4)
|
15 (27)
|
43 (57)
|
46 (52)
|
2 (100)
|
Tetracycline
|
466 (23)
|
257 (35)
|
207 (21)
|
99 (42)
|
37 (37)
|
Cefalosforin
Generasi
2 (Cefotiam)
Generasi
3 (Cefixime)
|
527 (61)
204 (64)
|
226 (40)
110 (50)
|
138 (7)
115 (10)
|
82 (69)
35 (25)
|
113 (32)
17 (100)
|
Macrolides
(erythromycin)
|
96 (4)
|
15 (27)
|
43 (57)
|
46 (52)
|
2 (100)
|
Tetracycline
|
466
(23)
|
257
(35)
|
207
(21)
|
99
(42)
|
37
(37)
|
Tabel 3. Pola Sensitifitas 5 Kuman Terbanyak terhadap
Antibiotika Parenteral (n (% sensitif)
|
E.coli
|
Klebsiella sp
|
Pseudo
monas sp
|
Staph. epidermidis
|
E. aerogenes
|
Cefalosforin
Generasi
2
(Cefotiam)
Generasi
3a
(Ceftriaxone)
Generasi
3b
(Cefoperazone)
|
527 (61)
227 (70)
375 (80)
|
226(40)
115(35)
174(65)
|
138 (7)
76 (35)
169 (58)
|
82 (69)
54 (36)
60 (22)
|
113 (32)
85 (59)
41 (59)
|
Aminoglikosida
(Gentamycin)
|
764 (62)
|
287(47)
|
278 (39)
|
150 (53)
|
123 (62)
|
Fosfomycin
|
573 (49)
|
173(56)
|
133 (44)
|
99 (79)
|
113 (30)
|
Carbapenem
(Impenem)
|
187 (82)
|
55 (82)
|
92 (61)
|
43 (80)
|
---
|
Aminoglikosida
(Gentamycin)
|
764 (62)
|
287(47)
|
278 (39)
|
150 (53)
|
123 (62)
|
Berdasarkan
tabel di atas, didapatkan antibiotika yang paling tinggi angka sensitifitasnya:
Antibiotika
oral :
Nitrofurantoin,
Sefalosporin generasi ke 2 & 3, Fluoroquinolon,
Aminopenicillin + BLI (Beta-Lactamase
Inhibitor)
Antibiotika
parenteral :
Carbapenem,
Sefalosporin generasi ke 2, 3a & 3b, Aminoglikosida
Daftar Pustaka
:
1. Schaeffer
J.A.Infections of the urinary tract. Dalam : Walsh PC. Campbell`s Urology Vol 1. 8th
edition. WB Saunders Company. 2002;533-553.
2. Pola kuman dan resistensi isolat urin bagian
Mikrobiologi FKUI periode 2002-2003
3. Pola kuman dan resistensi isolat urin bagian Patologi
Klinik FKUI-RSCM periode 2003-2004.
4. Pola kuman dan resistensi isolat urin bagian Patologi
Klinik sub bagian Mikrobiologi RS Hasan Sadikin periode 2003-2004.
5. Pola kuman dan resistensi isolat urin bagian Mikrobiologi
RS Soetomo periode 2002-2003.
INFEKSI SALURAN KEMIH NON KOMPLIKATA AKUT PADA WANITA
Definisi :
Episode sistitis akut dan
pielonefritis akut pada wanita sehat dan tidak memiliki faktor resiko seperti
kelainan struktural dan fungsional saluran kemih atau penyakit yang mendasari
yang meningkatkan resiko infeksi atau kegagalan terapi.1,2
Sistitis non komplikata
Definisi
Peradangan pada mukosa buli-buli yang tidak memiliki
faktor resiko.
Gejala dan Tanda
Gejala iritatif berupa disuria,
frekuensi, urgency, berkemih dengan
jumlah urin yang sedikit, dan nyeri supra-pubis. Pada wanita sering didahului riwayat
hubungan seksual sebelumnya (Honey-moon
cystitis). Faktor predisposisi harus dicari misalnya divertikel uretra,
discharge vagina, peradangan prostat pada pasangannya.3
Pemeriksaan Laboratorium
Urinalisis
rutin untuk menilai piuria, hematuria dan nitrit. Diagnosis ditegakkan dengan bakteriuria bermakna.
Standar tradisional untuk bakteriuri bermakna adalah > 105
koloni/ml. Stamm melaporkan bahwa dengan bakteriuri bermakna > 105
koloni/ml hanya mendeteksi 51 % diagnosis sistitis akut. Sedangkan dengan >
102 koloni/ml didapatkan sensitifitas 95 % dan spesifisitas 85%.
Akan tetapi secara teknik pemeriksaan mikrobiologi lebih dipercaya hasil bakteriuri
bermakna > 103 koloni/ml, serta masih memberikan nilai
spesifisitas ~ 90 % dengan penurunan sensitifitas ~ 80 %.1,2,4
Kultur sebelum pengobatan masih
diperdebatkan karena hasil kultur keluar bersamaan dengan selesainya pengobatan
empiris yang diberikan.1
Penatalaksanaan
Pengobatan antibiotika secara
empiris yang direkomendasikan selama 3 hari. Pemberian antibiotika dosis tunggal
memberikan respon terapi yang kurang baik. Pengobatan yang diberikan lebih dari
3 hari tidak memberikan efektivitas yang sama dan justru meningkatkan angka
komplikasi.1,5
Follow up
Urinalisis
(termasuk dengan dipstik) rutin sudah mencukupi untuk follow up. Pada penderita
asimtomatis, kultur rutin pasca pengobatan tidak diindikasikan.1
Daftar Pustaka :
1. Naber KG, Bergman B, Bishop MC, Johansen TEB, Botto
H, Lobel B (ed). European Association of Urology : Guidelines
on Urinary and Male Genital Tract Infections. 2001.
2. Rubin
RH, ShapiroED, Andriole VT , Davis RJ, Stamm WE. General guidelines
for the evaluation of new anti-infective drugs for the treatment of urinary
tract infection. Clin Inf Dis 1992 (15) : S216-27.
3. Schaeffer
J.A. Infections of the urinary tract. Dalam : Walsh PC. Campbell`s Urology Vol 1. 8th
edition. WB Saunders Company. 2002;533-553.
4. Stamm
WE, Counts GW, Running KR, Fihn S, Turck M, Holmes KK. Diagnosis of coliform
infection in acutely dysuric woman. N Engl J Med 1982 (307) : 463-8.
5. Gleckman
RA. Treatment Duration for Urinary Tract Infections in Adults. Antimicrobial
Agents and Chemotherapy 1987 : 1-5.
0 Response to "POLA KUMAN DAN RESISTENSI "
Post a Comment