Pemahaman Tentang Kanker dan Kemoterapi
Kanker ialah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostasis lainnya pada organisme multiseluler 1. Sifat umum dari kanker ialah sebagai berikut :
Pertumbuhan berlebihan umumnya berbentuk tumor.
Gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan sehingga mirip jaringan mudigah.
Bersifat invasif, mampu tumbuh di jaringan sekitarnya (perbedaan pokok dengan jaringan normal).
Bersifat metastatik, menyebar ke tempat lain dan menyebabkan pertumbuhan baru.
Memiliki hereditas bawaan (acquired heredity) yaitu turunan sel kanker juga dapat menimbulkan kanker.
Pergeseran metabolisme ke arah pembentukan makromolekul dari nukleosida dan asam amino serta peningkatan katabolisme karbohidrat untuk energi sel.
Sel kanker mengganggu tuan rumah karena menyebabkan :
Desakan akibat pertumbuhan tumor.
Penghancuran jaringan tempat tumor berkembang atau bermetastasis.
Gangguan sistemik lain akibat sekunder dari pertumbuhan sel kanker.
Umumnya keganasan pada anak dapat disembuhkan 2. Tetapi penatalaksanaan keganasan pada anak sangatlah kompleks dan membutuhkan suatu kerjasama tim spesialis onkologi yang terdiri dari dokter anak, penyakit dalam, radiologi dan gizi.
Pengembangan terapi yang efektif dan aman terbatas. Oleh karena kesulitan memahami mekanisme transformasi molekuler sel, resistensi terhadap pengobatan, kurangnya pilihan terapi yang tersedia untuk sel malignan dan non-malignan dan toksisitas.
Terapi lokal dengan pembedahan dan / atau radiasi merupakan komponen penting terapi untuk kebanyakan tumor padat, tapi kemoterapi multiagen sistemik kadang diperlukan pada kasus dengan metastasis. Demikian pula, kemoterapi sendirian biasanya tidak cukup untuk melenyapkan tumor sisa yang besar. Sehingga kadang pada anak dengan tumor ganas, diperlukan ketiga terapi. Sayangnya, kebanyakan kemoterapi efektif punya indeks terapeutik yang sempit (rasio kemanjuran terhadap toksisitas), sehingga toksisitas akut dan kronis dapat diminimalkan.
Kemoterapi adalah cara pengobatan dengan menggunakan bahan / alat kimia yang akan menyebabkan kerusakan atau kematian sel kanker. Obat – obat kimia tersebut dikenal sebagai sitostatika.
Kemoterapi merupakan dasar pengobatan kanker yang penting pada anak dan dengan diikuti dengan peningkatan cure rate.
Berdasarkan pengaruhnya terhadap kinetika sel, sitostatika digolongkan, yaitu obat – obatan tidak spesifik, obat - obatan yang spesifik untuk golongan tertentu dan obat – obatan yang spesifik untuk siklus sel.
Dalam klinis, kemoterapi diberikan dengan tujuan menyembuhkan, paliasi atau pencegahan.
Kemampuan kemoterapi dalam mengontrol perkembangan ini ditentukan oleh beberapa faktor antara lain jenis obat, dosis, cara pemberian, farmakokinetik, sifat biologis, kinetika sel dan toleransi penderita.
Kemoterapi adalah pengobatan penyakit yang disebabkan oleh agen kimia yang biasanya digunakan untuk terapi kanker. Dasar pengobatan yaitu perbedaan antara sel kanker dan sel normal terhadap reaksi pengobatan sitostatika yang diberikan sendiri – sendiri atau secara kombinasi. Perbedaan tersebut adalah perbedaan sifat biologis, biokimia, reaksi farmakokinetik dan sifat proliferatif. Sebelum membahas mengenai cara kerja masing – masing golongan obat antineoplasma, perlu diketahui dulu hubungan kerja obat antineoplasma dengan siklus sel kanker. Sel tumor dapat berada dalam 3 keadaan yaitu :
1. Yang sedang membelah (siklus proliferatif).
2. Yang dalam keadaan istirahat (tidak membelah, G0).
3. Yang secara permanen tidak membelah. 1
Sel tumor yang sedang membelah terdapat dalam beberapa fase yaitu :
- fase mitosis (M)
- fase pramitosis (G1)
- fase sintesis DNA (S)
- fase pascamitosis (G2) 1
Bagan fase sel kanker adalah sebagai berikut :
Pada akhir fase G1 terjadi peningkatan RNA disusul dengan fase S yang merupakan saat terjadinya replikasi DNA. Setelah fase S berakhir sel masuk dalam fase pramitosis (G2) dengan ciri – ciri :
- sel berbentuk tetraploid
- mengandung DNA lebih banyak daripada sel fase lain
- masih berlangsungnya sintesis RNA dan protein
Sewaktu mitosis berlangsung (fase M) sintesis protein dan RNA berkurang secara tiba – tiba, dan terjadi pembelahan menjadi 2 sel. Setelah itu sel dapat memasuki interfase untuk kembali memasuki fase G1, saat sel berproliferasi atau memasuki fase istirahat (G0). Sel dalam fase G0 yang masih potensial untuk berproliferasi disebut sel klonogenik atau sel induk (stem cell). Jadi yang menambah jumlah sel kanker adalah sel dalam siklus proliferasi dan dalam fase G0 1.
Ditinjau dari siklus sel, obat dapat digolongkan dalam 2 golongan yaitu :
1. Yang memperlihatkan toksisitas selektif terhadap fase – fase tertentu dari siklus sel (cell cycle specific), misalnya vinkristin, vinblastin, merkaptopurin, metotreksat, asparaginase. Zat ini terbukti efektif terhadap kanker yang berproliferasi tinggi misalnya kanker sel darah.
2. Zat cell cycle nonspecific, misalnya zat alkilator, antibiotik antikanker, sisplatin. 1
Perbedaan kerja tersebut lebih bersifat relatif daripada absolut karena banyak zat yang tergolong cell cycle nonspecific lebih efektif terhadap sel yang berproliferasi dan terhadap sel – sel yang sedang dalam fase tertentu siklusnya. Misalnya bila DNA sel klonogenik yang telah teralkilasi diperbaiki sebelum sel memasuki fase S, maka sel tersebut tidak dipengaruhi oleh zat alkilator.
. Obat – obat untuk terapi kanker terdiri dari beberapa kelas obat, yaitu golongan antibiotika, hormon, antimetabolit, alkaloid nabati / alkaloid vinka dan agen alkilasi 4.
Mekanisme kerja masing – masing golongan adalah sebagai berikut :
I. Alkilator (Agen Alkilasi)
Cara kerja : melalui pembentukan ion karbonium yang sangat reaktif à alkilasi DNA. Yang termasuk golongan alkilator adalah :
1.1. Mekloretamin
1.2 .Siklofosfamid
1.3. Klorambusil
1.4. Busulfan
II. Antimetabolit
Cara kerja : menggantikan purin / pirimidin dalam pembentukan nukleosida à menghambat sintesis DNA. Yang termasuk golongan antimetabolit adalah :
2.1. Sitarabin
2.2.Metotreksat (MTX)
2.3.Merkaptopurin
III. Alkaloid Nabati (Alkaloid Vinka)
Cara kerja : berikatan dengan tubulin (komponen protein mikrotubulus), yang merupakan bagian penting dari micotic spindle à mitosis terhenti dalam metafase. Yang termasuk golongan alkaloid nabati adalah :
3.1. Vinkristin
3.2. Vinblastin
IV. Antibiotika
4.1. Daunorubisin dan Doksorubisin (Adriamisin)
Cara kerja :
a. Interkalasi dengan DNA à rantai DNA putus.
b. Bereaksi dengan sitokrom p450 reduktase à reaksi dengan O2 à menghasilkan radikal bebas à sel hancur
4.2. Aktinomisin-D (Daktinomisin)
Cara kerja :
Interkalasi antara guanin dan sitosin pada 2 rantai DNA (double stranded DNA)
Menghambat sintesis RNA yang dependen terhadap DNA (terutama ribosomal DNA)
4.3.Bleomisin
Cara kerja : membentuk kompleks dengan Fe à berikatan dengan DNA à terbentuk radikal bebas à rantai DNA putus (single and double stranded) dan sintesis DNA terhambat.
V. Hormon
Cara kerja : hormon berikatan dengan reseptor protein pada sel kanker. Kanker yang sensitif terhadap hormon tertentu mempunyai reseptor spesifik untuk hormon tersebut, misalnya reseptor estrogen, progesteron dan kortikosteroid. Keberhasilan terapi dengan hormon tertentu ditentukan oleh banyaknya reseptor hormon tersebut pada sel kanker itu. Yang termasuk golongan hormon dan yang banyak digunakan pada kasus tumor pada anak adalah kortikosteroid.
0 Response to "Pemahaman Tentang Kanker dan Kemoterapi"
Post a Comment