Cara-cara Mengatasi Nyeri pada Luka Post Operasi

1. Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri 

a. Ketidakpercayaan 

Pengakuan perawat akan rasa nyeri yang diderita pasien dapat mengurangi nyeri. Hal ini dapat dilakukan melalui pernyataan verbal, mendengarkan dengan penuh perhatian mengenai keluhan nyeri pasien, dan mengatakan kepada pasien bahwa perawat mengkaji rasa nyeri pasien agar dapat lebih memahami tentang nyeri. 

b. Kesalahpahaman 

Mengurangi kesalahpahaman pasien tentang nyerinya akan mengurangi nyeri. Hal ini dilakukan dengan memberitahu pasien bahwa nyeri yang dialami bersifat individual dan hanya pasien yang tahu secara pasti tentang nyerinya. 

c. Ketakutan 

Memberikan informasi yang tepat dapat mengurangi ketakutan pasien dengan menganjurkan pasien untuk mengekspresikan bagaimana mereka menangani nyeri. 

d. Kelelahan 

Kelelahan dapat memperberat nyeri. Untuk mengatasinya, kembangkan pola aktivitas yang dapat memberikan istirahat yang cukup. 

e. Kebosanan 

Kebosanan dapat meningkatkan rasa nyeri. Untuk mengurangi nyeri dapat digunakan pengalih perhatian yang bersifat terapeutik. Beberapa teknik pengalih perhatian adalah bernapas pelan dan berirama, memijat secara perlahan, menyanyi berirama, aktif mendengarkan musik, membayangkan hal-hal yang menyenangkan, dan sebagainya. 





2. Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik seperti: 

a. Teknik latihan pengalihan 

§ Menonton TV 

§ Berbincang-bincang dengan orang lain 

§ Mendengarkan musik 

b. Teknik relaksasi 

§ Menganjurkan pasien untuk menarik napas 

§ Mengisi paru-paru dengan udara, menghembuskannya secara perlahan, melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut, dan punggung, serta mengulangi hal yang sama sambil berkonsentrasi hingga didapat rasa nyaman, tenang, dan rileks. 

c. Stimulasi kulit 

§ Menggosok secara halus pada daerah nyeri 

§ Menggosok punggung 

§ Menggunakan air hangat dan dingin 

§ Memijat dengan air mengalir 

3. Pemberian analgetik, yang dilakukan mengganggu atau memblok transmisi stimulasi agar terjadi perubahan persepsi dengan cara mengurangi kortikal terhadap nyeri. Jenis analgetiknya adalah narkotika dan bukan narkotika. Jenis narkotika digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan menimbulkan depresi pada fungsi vital, seperti respirasi. Jenis bukan narkotika yang paling banyak dikenal di masyarakat adalah Aspirin, Asetaminofen, dan bahan antiinflamasi non steroid. Golongan Aspirin (Asetysalicylic acid) digunakan untuk memblok rangsangan pada sentral dan perifer, kemungkinan menghambat sintesis prostaglandin yang memiliki khasiat setelah 15-20 menit dengan efek puncak obat sekitar 1-2 hours. Aspirin juga menghambat agregasi trombosit dan antagonis lemah terhadap vitamin K, sehingga dapat meningkatkan waktu perdarahan dan protombin jika diberikan dalam dosis yang besar. Golongan Asetaminofen sama dengan Aspirin, tetapi tidak menimbulkan perubahan kadar protombin dan jenis Non Steroid Anti Inflammatory Drugs (NSAID), juga dapat menghambat prostaglandin dan dosis yang rendah dapat berfungsi sebagai analgetik. Kelompok obat ini meliputi Ibuprofen, Mefenamic acid, Fenoprofen, Naprofen, Zomepirac dan lainnya. 

4. Pemberian stimulator listrik, yaitu dengan menghambat atau mengubah stimulasi nyeri yang kurang dirasakan. Bentuk stimulator metode stimulus listrik meliputi: 

§ Transcutaneus electrical stimulator (TENS) digunakan untuk mengontrol stimulus manual daerah nyeri tertentu dengan menempatkan beberapa electrode di luar. 

§ Percutaneus implanted spinal cord epidural stimulator merupakan alat stimulator sumsum tulang belakang dan epidural yang diimplan di bawah kulit dengan transistor timah penerima yang dimasukkan ke dalam kulit pada daerah epidural dan kolumna vertebrae. 

§ Stimulator kolumna vertebrae, sebuah stimulator dengan stimulus alat penerima transistor dicangkok melalui kantong kulit intra klavikula atau abdomen, yaitu electrode ditanam melalui pembedahan pada dorsum sumsum tulang belakang. 



5. Terapi Relaksasi yang bias diterapkan 

Ø Terapi atau tekhnik nafas dalam guna mengurangi atau mengontrol rasa nyeri yang di rasa datang tiba-tiba. 

Ø Terapi pengalihan nyeri dengan cara mengalihkan focus bukan pada rasa nyeri, melainkan pada fokus yang lain seperti berbincang-bincang, menonton televise, mendengarkan musik, atau hal lain sehingga dapat mengalihkan perhatian dari nyeri. 

Ø Tekhnik pemijitan atau pengurutan secara halus pada bagian yang dirasa nyeri, dengan cara mengurut secara melingkar di sekitar area luka yang di rasa nyeri dengan sentuhan lembut. 


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Cara-cara Mengatasi Nyeri pada Luka Post Operasi "

Post a Comment