Contoh Latar Belakang Masalah

Latar Belakang 

Setelah Uni Soviet bubar, dan berganti menjadi Rusia, perlahan-lahan negara-negara di Asia Tengah tersebut melepaskan diri dari negara induknya dan memerdekakan diri menjadi negara-negara Republik, seperti Kazakhstan, Turkmenistan, Kyrgystan, Uzbekistan dan Tajikistan. Negara-negara tersebut dikenal sebagai Central Asian States (CAS). Asia Tengah kira-kira luas wilayahnya seperempat luas wilayah Rusia. Negara terluas adalah Kazakhstan (2.669.800 km2), Turkmenistan (488.100 km2), Uzbekistan (425.400 km2), Kyrgystan (101.300 km2) dan terkecil adalah Tajikistan (142.000 km2). 

Secara ekonomi, pasca pemerintahan komunis era globalisasi dan pasar bebas yang berlaku di sebagian negara-negara di dunia tidak dikenal di wilayah ini. Menurut studi Bank Dunia, Asia Tengah saat ini keadaannya tidak lebih baik dari pada masa komunisme. Standar kesehatan dan pendidikan yang buruk mengakibatkan kemunduran ataupenurunan dalam Gross Domestic Product (GDP), kecuali negara-negara kaya minyak seperti Kazakhstan, namun negara lain kurang beruntung. Reformasi ekonomi telah dilaksanakan,namun hanya menyebabkan resiko besar tanpa hasil nyata karena antara satu negara dengan negara lainnya tidak mencapai kesepakatan. 

Namun demikian, wilayah Asia Tengah menyimpan sebuah daya tarik tersendiri bagi negara-negara besar di dunia. Bahkan sejak abad ke-19, wilayah ini sudah menjadi wilayah perselisihan diantara negara-negara besar. Wilayah ini tepat berada di tengah-tengah antara benua Eropa dan Asia sehingga Asia Tengah selalu menjadi penting dan strategis sebagai jalur vital yang menghubungkan Eropa dan Asia. Pada awal abad ke-20 Sir Halford Mackinder, seorang ahli geografi Inggris, pernah mengatakan bahwa Asia Tengah akan selalu menjadi kawasan yang sangat penting di dunia, dan penguasaan Asia Tengah berarti mengontrol rimlands (lingkar benua) dan kemudian dunia. 

Terdapat beberapa faktor yang menjadikan Asia Tengah sebagai wilayah strategis bagi negara-negara di dunia, yakni faktor geopolitik, ekonomi, serta budaya dan agama. Ketika kelima negara merdeka dan secara geopolitik menjadi “new continent”, saat itu Rusia terbelenggu krisis ekonomi sehingga pengaruhnya atas wilayah itu berkurang. Terjadilah kekosongan kekuasaan (vacuum of power) selama beberapa periode, yang mengundang kekuatan asing yang berkepentingan di wilayah itu. Kedua, faktor ekonomi, dimana Asia Tengah mempunyai tiga keuntungan besar, yakni keuntungan sumber daya alam, pasar dan keuntungan sebagai jembatan. Dari segi sumber daya, Asia tengah sangat kaya akan minyak bumi dan gas alam, bahkan berdasarkan data statistik, cadangan minyak di seluruh kawasan (termasuk laut Kaspia) mencapai 23 milyar ton, yang berarti kedua terbesar setelah kawasan teluk. Sedang cadangan gas alamnya mencapai 3000 milyar ton, menempati urutan ketiga di dunia . Cadangan uranium, dan emas sangat besar dan merupakan produsen kapas terbesar di dunia. 

Makalah ini kami tulis dengan melihat perkembangan tren yang terjadi berupa semakin intensifnya AS terlibat di wilayah Asia Tengah, terlihat dalam beberapa poin sebagai berikut: (a)Kehancuran Uni Soviet tahun 1991 langsung disikapi sejumlah investor AS dengan berburu rente ke negara-negara mantan Uni Soviet; (b)perusahaan-perusahaan dan konsultan AS mendesak ex-Uni Soviet menyetujui rute jaringan pipa migas yang menghindari negeri-negeri yang dianggap AS sebagai musuh, yaitu Rusia dan Iran.; (c) pada 3-5 September 2008 (setelah pertempuran di Georgia) Dick Cheney melakukan kunjungan formal ke Azerbaijan, Georgia, dan Ukraina; (d) Sebelum administrasi Bush, Bill Clinton pun sudah menaruh perhatian besar terhadap potensi migas Kaspia à dua proyek jaringan pipa utama untuk mengekspor migas Kaspia, dengan tidak melalui wilayah Iran, Rusia, dan China. (a) proyek pertama adalah rencana mengekspor gas Turkmenistan melalui Afganistan dan Pakistan ke Samudra Hindia. Akan tetapi, proyek ini akhirnya gagal karena keamanan di Afganistan dan Pakistan yang hingga kini sangat tidak mendukung; (b)proyek kedua adalah rencana membangun jaringan pipa melingkar ke barat melalui negara-negara pro-AS di daerah rangkaian pegunungan Kaukasus, yaitu Georgia dan Azerbaijan. Jaringan itu akan digabung dengan jaringan pipa bawah laut yang menghubungkan Kazakhstan dan Turkmenistan di sisi timur Kaspia, yang menyambung dengan jaringan pipa Baku (Azerbaijan)-Tbilisi (Georgia)-Ceyhan (Turki) atau BTC. Jaringan pipa ini menjadi jalan utama untuk mengirimkan sebagian besar ekspor energi Kaspia ke kawasan Mediterania, dan diproyeksikan akan menjadi pukulan besar terhadap dominasi rute energi Rusia dari Kaspia ke Barat. Namun, pelaksanaannya ternyata tidak mudah karena sejumlah negara bekas Soviet masih sangat memperhitungkan Rusia jika terlalu pro-Barat. Bahkan kalaupun belum lama ini calon presiden Demokrat, Barack Obama, menegaskan bahwa AS akan menghilangkan ketergantungan dari minyak Timur Tengah dalam waktu 10 tahun (jika dia terpilih), hal itu bisa jadi bermakna AS menggeser prioritas politik migasnya dari Timur Tengah ke wilayah lain, dalam hal ini Kaspia. 

· Cadangan gas terukur di Azerbaijan, Uzbekistan, Turkmenistan, dan Kazakhstan lebih dari 236 triliun kaki kubik, total cadangan minyak yang kemungkinan lebih dari 60 miliar barrel dan cukup untuk melayani kebutuhan minyak Eropa selama 11 tahun membuat wilayah ini terlalu strategis untuk diacuhkan begitu saja. 

· kebutuhan energi AS dan potensi minyak di Laut Kaspia, berkontribusi terhadap dinamika hubungan internasional di kawasan tersebut. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Contoh Latar Belakang Masalah"

Post a Comment