PERAN-PERAN SUMBERDAYA MANUSIA
PERAN-PERAN SUMBERDAYA MANUSIA: TELAAH KONSEPSUAL & VALIDASI EMPIRIS[1]
Heru Kurnianto Tjahjono
The purpose of this article is to do conceptual
and empirical validation studies toward Human Resource (HR) roles done by
Ulrich. The researcher replicates instruments that measure the four roles of
HR. The researcher had done validations based on different population using
previous research done by Conner & Ulrich. Beside that, the researcher also
validation as factor stability test by split the samples into two parts. The
results have not separate strategic partner and change agent roles.
Nevertheless, the results of cross-population consistent with Conner &
Ulrich’s research, also the stability of sample 1 and 2.
Keywords: validation, strategic partner, change agent,
employee champion and administrative expert
PENDAHULUAN
Peran fungsi sumberdaya manusia dalam
organisasi atau perusahaan semakin mendapat perhatian dalam aktifitas bisnis
organisasi. Pada masa lalu peran sumberdaya manusia (SDM) bersifat administratif,
operasional dan transaksional (Conner & Ulrich, 1996). Peran sumberdaya
manusia kurang mendapat perhatian, sebab jika SDM dianggap sebagai investasi,
hasilnya sulit dikuantifikasi, sulit dilihat dan bersifat jangka panjang
(Ulrich, 1998).
Namun perkembangan peran-peran SDM
cenderung berbeda dalam perspektif kekinian. Peran-peran sumberdaya manusia
dari waktu ke waktu semakin mendapat tempat yang strategis dalam akitifitas
bisnis. Beberapa ahli SDM mengajukan peran-peran tersebut sebagai peran baru SDM
(French, 1986; Schuler & Jackson, 1987; Schuler, 1990; Wiley, 1992; Becker
& Gerhart, 1996) yang terkait dengan strategi organisasi.
Perspektif resource-based view (Barney,
1991) berpandangan bahwa kapabilitas sumberdaya manusia adalah sumberdaya
potensial untuk sustainable competitive advantage bagi organisasi
(Wright & McMahan, 1992; Dyer, 1993; Pfeffer, 1994). Hal tersebut
digambarkan sebagai kapabilitas SDM yang dapat membantu perusahaan
memperoleh keunggulan kompetitif dengan
praktik-praktik manajemen sumberdaya manusia dan mendorong fokus pada
pelanggan.(Schuler, 1994).
Sejalan dengan
pandangan tersebut, fungsi SDM harus dapat memahami bagaimana mereka
meningkatkan nilai dalam organisasi membantu manajer lini mensejajarkan
strategi-strategi sumberdaya manusia, proses-proses dan praktik-praktik dengan
kebutuhan bisnis.
Untuk itu
dibutuhkan sumberdaya manusia yang berkemampuan baik (perform) sehingga
dapat berperan dalam tuntutan terhadap peran mereka yang semakin kompleks.
Peran-peran tersebut menempatkan SDM sebagai aktor kritikal dalam meningkatkan
keefektifan dan kemampuan organisasi untuk dapat berkompetisi.
Penelitian yang
dilakukan Conner & Ulrich (1996) melaporkan penyelidikan empiris berbagai
peran profesional sumberdaya manusia dan menjelaskan implikasi bagi
pengembangan profesional sumberdaya manusia tersebut.
TINJAUAN LITERATUR
Sudut Pandang Historis Dalam Mengelola SDM
Filosofi, kebijakan dan praktik-praktik manajemen
sumberdaya manusia pada organisasi sangat beragam. Namun secara umum telah
mengalami perubahan dalam beberapa waktu. Beberapa praktek yang dikerjakan
sekarang berasal dari pemahaman sejarah di masa lalu. Tabel 1. menunjukkan
sketsa perubahan terhadap manajemen SDM di dunia.
Tabel 1. Perubahan Fokus Manajemen
SDM
Periode Waktu
|
Perhatian Utama
|
Sudut Pandang Perusahaan
|
Teknik-teknik Minat
|
Sebelum 1900
|
Teknologi produksi
|
Kebutuhan karyawan tidak
penting
|
Sistem disiplin
|
1900-1910
|
Kesejahteraan Karyawan
|
Karyawan
membutuhkan kondisi keselamatan dan kesempatan
|
Program keselamat an, kelas
bahasa inggris, program inspirasional
|
1910-1920
|
Efisiensi tugas
|
Karyawan
membutuhkan pendapatan tinggi yang dimungkinkan dengan produktivitas tinggi
|
Penelitian waktu dan
pergerakan
|
1920-1930
|
Perbedaan individual
|
Perbedaan individual harus
dipertimbangkan
|
Ujian psikologis, dan
konseling karyawan
|
1930-1940
|
Serikat pekerja
Produktivitas
|
Karyawan adalah musuh
Kinerja kelompok
mempengaruhi produktivitas
|
Program
komunikasi karyawan, teknik anti serikat
Memperbaiki kondisi untuk
kelompok
|
1940-1950
|
Keamanan ekonomis
|
Karyawan membutuhkan
perlindungan ekonomis
|
Rencana
pensiun karyawan, kesehatan dan tunjangan
|
1950-1960
|
Hubungan manusia
|
Karyawan membutuhkan
pertimbangan supervisi
|
Pelatihan supervisor
(permainan peran, pelatihan sensitivitas)
|
1960-1970
|
Partisipasi
Hukum ketenagakerjaan
|
Karyawan
membutuhkan keterlibatan dalam keputusan tugas
Karyawan
dan kelompok yang berbeda seharusnya diperlakukan dengan sama
|
Teknik
manajemen partisipasif
Tindakan
affirmative dan kesempatan yang sama
|
1970-1980
|
Tantangan
tugas dan mutu kehidupan kerja
|
Karyawan
perlu pekerjaan yang menantang dan sesuai dengan kemampuan
|
Pengayaan jabatan,
kelompok tugas pengayaan
|
1980-1990
|
Mutasi karyawan
|
Karyawan membutuhkan
jabatan yang hilang melalui penurunan ekonomi, kompetisi internasional, dan
perubahan teknologi
|
Outplacement, pelatihan kembali,
mutu total,dan fokus konsumen
|
1990-2000
|
Produktivitas,
mutu, dan kemampuan beradaptasi
|
Karyawan
perlu menyeimbangkan pekerjaan dan non pekerjaan dan untuk memberikan kontribusi
|
Menghubungkan
kebutuhan bisnis, pelatihan, globalisasi, etika, keanekaragaman, akomodasi
tempat kerja
|
Sumber : Diadaptasi dari
S.J. Carroll dan R. S. Schuler, “Professional
HRM:Changing Functions and Problems,” dalam Human Resources Management in the 1980s, ed. S. J. Carroll and R.
S. Schuler (Washington, D.C.: Bureau of National Affairs, 1983), 8-10.
0 Response to "PERAN-PERAN SUMBERDAYA MANUSIA"
Post a Comment