Kebutuhan Energi untuk Hidup Pokok
Kebutuhan Energi untuk Hidup PokokTelah dijelaskan
bahwa energi yang digunakan untuk aktivitas hidup pokok diubah dalam bentuk
panas dan dikeluarkan tubuh juga dalam bentuk panas. Jumlah panas yang
meningkat diakibatkan oleh aktivitas hidup pokok tersebut dinamakan dengan
istilah METABOLISME BASAL HEWAN. Pengukuran
ini langsung diperkirakan dari jumlah NE yang harus didapat oleh ternak untuk
memenuhi kebutuhan hidup pokoknya.
Tabel. Nilai Perkiraan Kebutuhan Energi untuk Hidup Pokok dari Total Kebutuhan Energi untuk Hewan.
|
|
% HP dari Total
|
|
Hidup Pokok
|
Produksi
|
||
Sapi perah, bobot 500kg produksi susu 20kg/h
|
32
|
63
|
34
|
Sapi jantan, bobot 50 kg PBB 0.75 kg
|
23
|
16
|
59
|
Babi, bobot 50kg PBB 0.75 kg
|
7
|
10
|
41
|
Sapi perah, bobot 500kg beranak bobot 35kg produksi
susu 5000kg
|
12 200
|
16 000
|
43
|
Babi induk 200kg beranak 16 ekor @1.5kg produksi susu
750kg
|
7 100
|
4 600
|
61
|
Ayam petelur bobot 2 kg produksi 250 butir
|
190
|
95
|
67
|
Ayam broiler,
bobot 1 kg PBB 35g
|
0.50
|
0.30
|
61
|
Pengukuran
metabolisme basal ini cukup rumit karena panas yang dihasilkan oleh hewan tidak saja berasal dari aktivitas pokok namun
juga berasal dari proses pencernaan dan metabolisme nutrient (Heat Increament on Feeding = HI) dan
juga dari aktivitas kerja otot. Produksi panas ini akan meningkat bila hewan ditempatkan di
dalam suhu yang dingin. Untuk mengukur metabolisme basal, pengaruh HI dari pakan harus dihilangkan
yaitu dengan cara hewan dipuasakan supaya tidak ada aktivitas pencernaan dan
metabolisme. Namun ukuran puasa setiap
hewan berbeda-beda. Untuk manusia puasa cukup satu hari, untuk ruminansia dan
babi sampai 4 hari. Faktor kedua yang mempengaruhi metabolisme basal adalah nilai RQ (Respiratory
quotient). Pada saat puasa oksidasi
nutrient berasal dari pembakaran degradasi nutrient di jaringan organ, sehingga
ada sedikit perbedaan nilai RQ. Pada manusia, kondisi postabsorptive ditandai dengan penurunan produksi gas sampai ke
tingkat yang paling rendah.
Pada manusia,
aktivitas otot dapat dikurangi secara sadar, sehingga nilai metabolisme basal
pada pengukuran yang kontinyu mudah didapat. Lain halnya dengan hewan
ruminansia, kondisi total istirahat harus dibuat sedemikian sehingga agar hewan
tak banyak aktivitas, seperti misalnya ditempatkan pada kandang dan suhu yang
nyaman atau dipuasakan. Oleh karena itu, istilah metabolisme basal pada hewan
dapat juga diartikan sebagai metabolisme puasa, walaupun saat puasa juga terjadi
aktivitas berdiri-duduk dalam jumlah yang terbatas. Beberapa nilai metabolisme
puasa pada berbagai hewan seperti teesaji pada Tabel 10.4. berikut.
Tabel . Nilai
metabolisme puasa pada berbagai spesies hewan dewasa
Hewan |
BB (kg)
|
Metabolisme puasa (MJ/h)
|
|||
Per hewan
|
Per kg BB
|
Per m2 luas tubuh
|
Per kg BBM
|
||
Sapi
|
500
|
34.1
|
0.068
|
7.0
|
0.30
|
Babi
|
70
|
7.5
|
0.107
|
5.1
|
0.31
|
Manusia
|
70
|
7.1
|
0.101
|
3.9
|
0.29
|
Domba
|
50
|
4.3
|
0.086
|
3.6
|
0.23
|
Unggas
|
2
|
0.60
|
0.300
|
-
|
0.36
|
Tikus
|
0.3
|
0.12
|
0.400
|
3.6
|
0.31
|
Pada tabel di atas
terlihat bahwa semakin besar bobot dan jenis hewan maka makin besar pula nilai metabolisme
puasanya, demikian pula per unit BB. Nilai produksi panas pada kondisi puasa
sebanding dengan luas permukaan tubuh. Ekspresi
dari luas permukaan tubuh dinyatakan sebagai W0.67, dan nilai ini
dihubungkan dengan besarnya metabolisme puasa. Selanjutnya nilai berubah
menjadi W0,73 dan pada akhirnya nilai yang dipakai sehubungan dengan
metabolisme puasa adalah W0,75. (bobot badan metabolik = BBM). Nilai metabolisme puasa per BBM relativ
konstan dari hewan besar sampai hewan kecil.
Nilai metabolisme puasa pada hewan dari ukuran terkecil sampai terbesar
yang ditemukan oleh Brody didapatkan
rataan sekitar 70 kkal/kg BBM yang setara dengan 0,27 MJ/kgBBM/hari.
Nilai ini bervariasi antar spesies, bila dibandingkan dengan sapi maka
nilai metabolisme puasanya lebih tinggi sekitar 15%, sedangkan bila dibandingkan
dengan domba maka nilainya lebih rendah 15%. Disamping itu umur dan jenis
kelamin juga mempengaruhi nilai metabolisme puasa. Pada hewan muda nilai
metabolisme puasa lebih tinggi (0,39 MJ/kg BBM) dibandingkan dengan hewan tua
(32 MJ/kg BBM). Pada hewan jantan lebih tinggi 15% dibandingkan hewan betina.
Estimasi kebutuhan energi
untuk hidup pokok dapat dihitung dari kandungan energi pakan, seperti contoh
berikut:Sapi berat 300 kg diberi pakan 3,3 kg BK/hari dengan kandungan energi
11 MJ/kg BK dan Kf = 0,5. Jika sapi tersebut menghasilkan retensi BB 2 MJ/hari,
maka kebutuhan ME adalah :
ME
= (3,3 x 11) ? (2/0,5) = 32,3 MJ ME/hari
Metabolisme puasa merupakan dasar
perhitungan dari kebutuhan untuk hidup pokok. Namun tak mudah menggunakan nilai metabolisme puasa untuk
dijadikan patokan perhitungan kebutuhan nutrient untuk hidup pokok secara
praktis. Hal ini disebabkan a). pada hewan yang dimasukkan ke kandang akan mempunyai sedikit beda produksi panas
dibandingkan hewan yang dimasukkan ke bilik calorimeter (alat untuk mengukur
produksi panas), karena pada hewan yang dipelihara dikandang biasa ada sedikit
ekstra energi dari kegiatan aktivitas otot saat jalan atau berdiri., b). hewan
yang kondisinya sedang produksi, maka perhitungan metabolismenya harus lebih
terinci karena memiliki tingkat kebutuhan yang lebih tinggi, c). pada ternak
yang dipelihara di peternakan yang luas dan terbuka memerlukan energi khusus
untuk memelihara suhu tubuh normal,
mengingat perlu adanya adaptasi dengan suhu lingkungan.
Pada skala lapang didapatkan angka
produksi panas dari sapi yang berdiri sebesar 12% lebih tinggi dibandingkan
dengan sapi yang tiduran. Pada hewan yang digembalakan di padang pangonan, kebutuhan energi
untuk jalan dan merumput sekitar 25-50% dari metabolisme puasanya. Standar
kebutuhan untuk hidup pokok sapi yang
dipakai mengikuti rekomendasi dari ARC.
Kebutuhan untuk sapi puasa dirumuskan sebagai :
Kebutuhan HP
= 0,53 (BB/1,08)0,67.
Apabila untuk aktivitas minimal
(istirahat) pada hewan yang dikandangkan dirumukan :
Kebutuhan I = 0,0043 BB
Untuk sapi seberat 500 kg membutuhkan
energi neto sebesar :
NE = 0,53 (500/1,08)0,67
+ 0,0043 x 500 = 34,5 MJ/h.
Persamaan yang berlaku untuk domba
adalah:
F = 0,226 (BB/1,08)0,75
+ 0,0106 BB.
0 Response to " Kebutuhan Energi untuk Hidup Pokok"
Post a Comment